Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima
wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah
SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada
dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW
dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya
ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan
Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim
a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa
Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya
menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah
Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya
waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi
kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka tidak hanya
mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga
rusak.Olehkarenannya, menyempurnakan akhlak manusia ini merupan tugas
dan misai utama beliau diutus oleh Allah SWT dijazirah arab.,
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).
Firman Allah SWT : Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)
Firman Allah SWT : Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ketika itu masayarakat Arab sangat menonjolkan keturunan dan sukunya. Mereka sering berselisih, bertengkar bahkan berperang agar sukunya menjadi yang paling terhormat diantara yang lain. Mereka juga sangat membanggakan harta dan kedudukan. Semakin banyak harta dan memiliki banyak budak, maka mereka merasa menjadi mulia. Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.
B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta
Bagi orang-orang yang merasakan bahwa
kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan
keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran
Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang
sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan
derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian
masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus
dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Hal ini tercermin
dalam tindakan Nabi Muhammad ketika mendamaikan masyarakat Makkah saat
akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.
Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia
bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi
kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan
sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang
lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun
perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti kepada orang
tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Ketika antar anggota masyarakat
dapat memahami hak dan kewajibannya, saling menghormati, menghargai,
dan mengasihi, maka akan menjadi masyarakat yang damai, aman, tenteram
dan sejahtera. Terbukti, saat ini keadaan Masyarakat Makkah dan Madinah
menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera dan mengalami
kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada
Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw.
Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad ditus oleh Allah SWT sebagai
rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah
saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya
adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat
manusia sehingga berbeda dengan binatang.
Firman Allah SWT :Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}
Firman Allah SWT :Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}
C. Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah
Ada bebberapa hal yang sangat berharga
dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam,
antara lain adalah :
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan.
4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan.
4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.
No comments:
Post a Comment