A. Sejarah Nabi Muhammad Saw. Dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
Dalam sejarah tercatat bahwa Abdul muttalib adalah salah seorang pedagang Arab yang sangat terkenal dan sukses. Ia merupakan satu dari empat putra Abdul Manaf yang
selalu mengadakan perniagaan ke tempat-tempat penting di wilayah
Arabia. Kakek nabi Muhahammad berniaga ke Yaman, dua kakaknya berniaga
ke Syam , sedangkan Abdu Syam ke Habsyi, sedangkan Naufal adiknya
berdagang ke Persia.
Kegiatan perdagangan suku Quraisy sangat
teratur dalam melakukan perjalanannya. Pada musim panas mereka melakukan
perjalanan ke utara, sedangkan musim dinginan ke arah selatan. Tradisi
ini diabadikan di dalam Al-Quran surat Quraisy (106 ; 1-2).
Artinya:
“Karena kebiasaan oran-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan panas”.(Qs.al-Quraisy : 1-2)
Darah pedagang dari kakeknya nampak pada
seeorang calon Nabi dan Rasul Allah ini. Muhammad sejak kecil sudah
ditinggalkan oleh kedua orang tuanya, Nabi Muhammad tetap teguh dalam
menghadapi kehidupannya. Usaha untuk mencari nafkah sudah dilakukannya
sejak kecil, dari mulai menggembala kambing sampai berdagang.
Sejak kecil pamannya Abu Thalib sudah
mengajaknya untuk ikut berdagang ke negeri Syam. Bahkan menginjak usia
remaja sampai dewasa beliau sedah coba berdagang dengan mengambil barang
dengannya dari seorang wanita kaya, yaitu Siti Khadijah.
Talenta berdagang ditambah dengan keuletan dan kejujurannya menjadikan
Muhammad sukses melakukan usaha ini. Siti Khadijah terpesona dengan
akhlak dan kejujuran Muhammad dalam menjajakan dagangannya itu. Akhirnya
Siti Khadijah menjadikan Nabi Muhammad saw. Sebagai pasangan hidupnya.
Setelah menikah dengan Siti Khadijah
perekonomian Nabi Muhammad saw. Mengalami peningkatan. Walaupun
ekonominya sudah mapan , tetapi tidak menjadikannya menumpuk kekayaan.
Kekayaan yang ia miliki bersama istrinya dipakai untuk membangun
masyarakat muslim. Rindakan ini diikuti oleh sahabat Nabi, terutama
seteklah berhijrah.
Reaksi masyarakat Mekah terhadap
kedatangan Islam sungguh tidak baik. Mereka mencoba menghentikan dakwah
Rasulullah dengan berbagai cara, bahkan mencoba membunuh Rasulullah.
Namun semangat dan usaha Nabi Muhammad untuk menyebarkan agama Islam
tidak pernah pupus.
Karena melihat peluang dakwah begitu
sempit di kota Mekah, nabi Muhammad lalu berfikir untuk hijrah ke
Yatsrib atau Madinah. Bagi Nabi Muhammad ,Yastrib memiliki arti hubungan
yang mendalam. Bukan hanya hubungan dagang, melainkan suatu hubungan
yang dekat sekali. Di tempat itu ada kuburan ayahnya, yaitu Abdulllah Bin Abdhul Muthalib.
Sebelum wafat setahun sekali ibu Aminah juga berziarah ke Yastrib.
Famili-familinya dari pihak Bani Najjar juga ada di Yastrib.
Ketika berusia 6 tahun, Nabi muhammmad
pernah ke Yastrib menemani ibunya untuk menziarahi makam sang ayah.
Kemudian beliau kembali pulang dan Aminah jatuh sakit ditengah
perjalanan lalu wafat dan di kuburkan di Abwa’ yaitu pertengahan jalan
antara Yatsrib dengan makkah. Jadi tidak heran tanda-tanda kemenangan
nabi Muhammad dimulai dari kota Yatrib, yang segra diganti nama menjadi
Madinah setelah nabi hijrah. Di tempat inilah Nabi Muhammad memperoleh
kemenangan. Dari sinilah Islam akan memperoleh sukses dan berkembang.
Setelah umat Islam berhijrah ke Madinah,
yang mula-mula Nabi pikirkan ialah bagaimana membangun masyarakat Islam.
Nabi segera membangun mesjid lalu menyusun barisan kaum muslimin serta
mempererat persatuan mereka. Untuk mencapai maksud ini, kaum muslimin
dipersaudarakan dengan umat islam yang lainnya. Nabu Muhammad bersaudara
dengan Ali Bin Abu Thalib, Hamzah paman nabi bersaudara dengan Zaid,
bekas budak Rasul, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija Bin Zaid, Umar
Bin Khatab bersaudara Itbah Bin Malik al-Khazraji, Abdurrrahman Bin Auf
bersaudara dengan Sa’ad Bin Rabi’, dan setiap kaum Muhajirin
dipersaudarakan dengan kaum Anshar. Dengan persaudaraan ini kaum
muslimin bertambah kuat dan merasa senasib seperjuangan.
Nabi Muhammad juga membangun masyarakat
madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdangangan. Sebab, setelah
meninggalkan kota Mekah, kaum Muhajirin sama sekali tidak memiliki harta
kekayaan. Semua harta kekayaan mereka tinggalkan di kota Mekah,
sehingga sebahagian besar mereka ketika memasuk madinah sudah hampir
tidak ada lagi yang bisa dimakan.
Nabi Muhammmad bertekad memajukan sektor
ekonomi dan perdagangan. Hal ini didukung oleh semua masyarakat Islam.
Bahkan Abdurrrahman Bin auf yang dipersaudarakan dengan Sa’ad bin rabi’
tidak mau ketika saudaranya tersebut memberi sejumlah uang. Dia hanya
mau ditunjukkan dimana letak pasar supaya bisa berdagang seperti anjuran
Rasul. Disanalah Abdurrrahman Bin auf mulai berdagang mentaega dan
keju. Dalam waktu yang tidak lama, dengan kecakapannya berdagang dia
telah mencapai kekayaannya kembali dan dapat memberi maskawin kepada
salah seorang wanita di Madinah. Bahkan ia telah mempunyai
kafilah-kafilah yang pergi dan pulang membawa barang dagangan. Selain
Abdurrrahman Bin auf, dari kalangan Muhajirin juga banyak yang melakukan
hal yang serupa. Orang-orang Mekah sebenarnya pandai dalam bidang
perdagangan, sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangannya,
penduduk Mekah dapat mengubah pasir sahara menjadi emas.
Selain berdagang, kegiatan ekonomi
lainnnya adalah bertani. Hal ini didukung oleh tanah Madinah yang subur
dengan kebun-kebun anggur dan kurmanya yang terkenal. Di antara sahabat
yang menekuni bidang pertanian adalah Abu Bakar, Umar, Ali Bin Abu
Thalib.keluarga-keluarga mereka terjun dalam bidang pertanian dengan
cara menggarap tanah milik kaum Anshar bersama-sama pemiliknya.
Ada juga umat Islam yang berasal dari
Mekah yang memiliki kesukaran hidup seperti tidak memiliki tempat
tinggal, bagi mereka ini oleh Rasulullah disediakan tempat di shuffa (serambi mesjid) sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu mereka disebut sebagai ahli shuffa(ahli shuffa). Belanja mereka diambilkan dari harta kaum muslimin baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar yang berkecukupan.
Nabi mhammad berhasil menyatukan penduduk
Yatsrib dan membangun masyarakatnya melalui sektor ekonomi dan
perdagangan, untuk menuju masyarakat yang adil sejahtera.
B. Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
Nabi Muhammad saw. Tiba di kota Madinah
pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah, yakni
bertepatan dengan tanggal 24 September 622 M. Kedatangan Nabi sangat
dinanti-nantikan oleh masyarakat Madinah. Selain ingin melihat dari
dekat , mereka juga ingin mengikuti ajaran Nabi Muhammad sebagai nabi
akhir zaman. Masyarakat Madinah berbondong-bondong menyambut kedatangan
Nabi.
Orang-orang terkemuka di madinah berebut
menawarkan diri supaya Nabi berkenan tinggal bersama mereka dengan
segala persediaan dan persiapa yang ada. Tapi Nabi menolak dengan halus.
Beliau menyusuri jalan-jalan di Yastrib di tengah kaum muslimin yang
ramai menyambutnya. Penduduk Yatsrib menyaksikan hadirnya pendatang
baru, orang besar yang telah mempersatukan suku Aus dan Khazraj yang
selama ini saling bermusuhan dan saling berperang.
Ahirnya unta Nabi Muhammad berhenti
disebuah tempat penjemuran korma milik dua orang anak yatim dari Bani
najjar. Ketika itulah Rasul turun dari untanya dan berkata: “kepunyaan
siapa tempat ini?” . Kepunyaan Sahal dan Suhail bin Amr,” jawab Ma’adh
bin Afra’. Dia adalah wali dari kedua anak yatim itu. Ma’adh Bin
Afra’meminta Nabi Muhammad supaya mendirikan mesjid dan rumahnya di
tempat itu.
Hal-hal yang dapat diteladani dari perjuangan Nabi dan sahabat di Madinah adalah:
1. Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah
Dalam perjalanannya menuju kota Madinah,
Nabi Muhammad selalu di minta masyarakat untuk singgah dirumah mereka.
Tetapi nabi selalu menolak dengan halus. Nabi hanya menjawab,”saya akan
menginap di mana untaku akan berhenti.” Namun demikian sikap Nabi tetap
ramah dan baik kepada setiap masyarakat kota Madinah.
2. Mendirikan Masjid di Madinah
Hal yang pertama yang dipikirkan oleh
nabi adalah bagaimana usaha untuk mendirikan mesjid. Nabi tidak
memikirkan bagaimana membangun rumahnya sendiri, karena yang terpenting
adalah masjid. Mesjid yang dibangun Nabi di Madinah inilah yang kemudian
dikenal dengan sebutan mesjid Nabawi. Didirkan di atas tanah milik anak
yatim Sahal dan Suhail. Nabi tidak menerima tanah itu dengan Cuma-Cuma
tetapi beliau beli dengan harga yang layak. Pembangunan mesjid nabawi
dikerjakan secara gotong royong dengan seluruh masyarakat, baik kaum
Anshar dan Muhajirin. Nabi sendiri ikut terjun langsung untuk membantu
pembangunan mesjid Nabawi.
Setelah mendirikan mesjid, Nabi dibantu
oleh para sahabat membangun rumahnya disekitar mesjid, selama
pembangunan itu, Nabi tinggal di rumah Abu ayyub.
3. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar
Kaum Anshar merupakan penduduk madinah
yang memiliki tempat tinggal dan harta benda. Berbeda dengan kaum
Muhajirin, mereka mencari selamat dan pergi ke Madinah tanpa ada tempat
untuk berteduh, tiada lapangan pekerjaan dan tiada harta untuk
mempertahankan hidup.
Jumlah kaum Muhajirin selalu bertambah
sementara madinah bukanlah suatu daerah yang memiliki kekayaan yang
melimpah. Akan tetapi keadaan tersebut tidaklah memperburuk keadaan
hubungan antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Justru keadaan itulah
yang semakin mempererat hubungan keduanya. Tujuan mereka sama berjuang
dalam menjalankan agama. Kaum
Anshar telah menolong kaum Muhajirin
dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan materi, melainkan
hany mencari keridhaan Allah. Kaum Muhajirin yang jauh dari keluarga
dipersaudarakan oleh Rasululllah dengan kaum Anshar. Dengan demikian,
kaum Muhajirin merasa aman dan tentram dalam menjalankan syariat islam.
4. Memberikan kebebasan beragama bagi seluruh penduduk Madinah.
Nabi Muhammad tidak pernah memikirkan
kekuasaan, harta benda atau perniagaan. Seluruh tujuannya hanyalah
memberi ketenagan jiwa, bagi mereka yang menganut ajaran Islam, dan
menjamin kebebasan penganut kepercayaan agama lain. Baik bagi seorang
muslim, seorang yahudi atau seorang kristen masing-masing mempunyai
kebebasan yang sama dalam menganut kepercayaan, menyatakan pendapat dan
mendakwahkan agama. Hanya kebbebasanlah yang menjamin dunia ini mencapai
kemajuan. Oleh karena itu Nabi Muhammad selalu cinta damai. Nabi tidak
akan memilih jalan perang kalau tidak terpaksa karena membela kebebasan,
agama dan kepercayaan.
Nabi Muhammad membuat suatu perjanjian
tertulis antara kaum Kuhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi yang
terkenal dengan nama Piagam madinah. Dianatara isi perjanjian itu adalah sama-sama mengakui agama, menjaga harta benda, dan menjaga Madinah dari serangan musuh.
Kesimpulan.
- Nabi Muhammad saw. Tiba di kota Madinah pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijriah, yakni bertepatan dengan tanggal 24 September 622 M.
- Kaum Anshar adalah umat Islam di Madinah yang membantu meringankan beban Nabi dan para sahabatnya ketika Hijrah.
- Kaum Muhajirin adalah umat Islam dari Mekkah yang berhijrah ke Madinah untuk menghindari kezaliman penduduk kafir Mekkah.
- Untuk mempererat kesatuan umat islam,Nabi Muhammad saw. mempersaudarakan kaum Anshar dengan kaum muhajirin.
- Nabi Muhammad membangun masyarakat Islam di Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan.
- Selain berdagang, para sahabat juga menekuni sektor pertanian seperti sahabat Abu bakar, Umar dan Ali Bin Abu Thalib.
- Hal pertama yang diperhatikan setelah Nabi tiba di Madinah adalah membangun mesjid, memperbaiki kondisi ekonomi dan menjaga keamanan.
No comments:
Post a Comment