AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV/AIDS
merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki sistem
kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan
sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir
dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya.
Penderita penyakit AIDS di Indonesia
terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tentu sangat
memprihatinkan. Pada awal tahun 2004 ada enam propinsi yang
diprioritaskan berhubung tingginya jumlah kasus HIV/AIDS, yaitu Jakarta,
Papua, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Riau. Kemudian pada akhir 2004
bertambah enam propinsi lagi yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Utara,
Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten.
Penyakit AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV. Namun tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan mengalami
gejala AIDS. AIDS dapat ditularkan lewat hubungan seksual, persalinan
dan menyusui, dan kontak darah dengan penderita.
Gejala infeksi tahap awal
Sebagian besar orang yang terkena infeksi HIV tidak menyadari adanya gejala infeksi HIV
tahap awal. Karena, tidak ada gejala mencolok yang tampak segera
setelah terjadi infeksi awal, bahkan mungkin sampai bertahun-tahun
kemudian. Meskipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang
yang terinfeksi HIV akan membawa virus HIV dalam darahnya. Orang yang
terinfeksi tersebut akan sangat mudah menularkan virus HIV kepada orang
lain, terlepas dari apakah penderita tersebut kemudian terkena AIDS atau
tidak . Untuk menentukan apakah virus HIV ada di dalam tubuh seseorang
adalah dengan tes HIV.
Gejala infeksi tahap menengah
Gejala infeksi HIV pada tahap
menengah sudah lebih jelas, misalnya flu yang berulang-ulang : lesu,
demam, berkeringat, otot sakit, pembesaran kelenjar limfe, batuk.
Gejala infeksi HIV lainnya yaitu infeksi
mulut dan kulit yang berulang-ulang, seperti sariawan, atau
gejala-gejala dari infeksi umum lain yang selalu kambuh karena penurunan
kekebalan tubuh.
Gejala infeksi tahap akhir
Gejala infeksi HIV tahap akhir disebut juga gejala AIDS,
yaitu berat badan menurun dengan cepat, diare kronis, batuk, sesak
nafas (infeksi paru-paru, tuberculosis yang telah meluas), bintik-bintik
atau bisul berwarna merah muda atau ungu (kanker kulit yang disebut
sarcoma kaposi), pusing-pusing, bingung, infeksi otak.
Penyebab penyakit HIV/AIDS
Penyebab penyakit HIV/AIDS
adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang system kekebalan tubuh
sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak.
Penderita infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk
infeksi. Pada tahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap
kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya dengan mudah.
Infeksi HIV ditularkan melalui hubungan
badan baik vagina, anus, dan kontak dengan darah penderita HIV, seperti
lewat jarum suntik, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV,
menerima transfusi darah yang terinfeksi, serta transplantasi organ
tubuh.
Apabila anda merasa telah terkena
infeksi HIV segeralah periksa ke dokter. Hindari tempat-tempat yang
banyak serangan penyakit. Tidak melakukan hubungan badan dan mencegah
kehamilan, serta jangan menjadi donor darah , sperma, ataupun organ
tubuh.
Sebagai tambahan : infeksi HIV/AIDS
tidak bisa ditularkan lewat kontak sosial biasa seperti berjabat tangan
dan berpelukan. Makanan atau alat-alat makan. Toilet dan kolam renang.
Gigitan nyamuk atau serangga lain serta donor darah yang bebas virus
HIV.
Cara pencegahan penyakit HIV/AIDS
Mencegah penyakit HIV/AIDS
relatif lebih mudah dibandingkan dengan mengobatinya. Mencegah penyakit
HIV/AIDS akan semakin penting artinya berhubung penyakit ini belum
ditemukan obatnya. Berikut ini beberapa cara pencegahan penyakit HIV/AIDS :
- Setialah dengan suami atau istri anda. Lakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan hidup anda (safe sex).
- Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK) atau berganti-ganti pasangan.
- Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual, kecuali untuk pasangan-pasangan yang menginginkan bayi. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara total. Kondom yang terbuat dari selaput (membrane) binatang terlalu tipis untuk dapat melindungi.
- Hindari penyalah-gunaan obat terlarang, narkoba dan penggunaan jarum suntik bersama-sama.
- Bila ingin akupunctur, tattoo, atau tindik telinga pastikan bahwa alat-alat yang dipakai telah disterilkan.
- Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologous, yaitu donor darah untuk nantinya dipakai sendiri
No comments:
Post a Comment