Thursday, 30 October 2014

ZAT PEWARNA MAKANAN


Bahan pewarna akanan terbagi dalam dua kelompok besar yaitu : pewarna alami dan pewarna buatan.
Pewarna alami di peroleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen.beberapa pigmen alami yang banyak di sekitar kita antara lain :klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau),karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-merah).Umumnya pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas,cahay dan pH tertentu.Walau begitu,pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Pewarna buatan untuk makanan di peroleh melalui proses sintesin kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia,atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi.beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
Warna kuning : tartazin, sunset yellow
Warna merah  : allura, eritrosin,amaranth
Warna biru     : biru berlian
Kelebihan pewarna buatan di banding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang di gunakan lebih sedikit.Warna yang di hasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan,sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat di olah dan di simpan.Misalnya kerupuk yang mengalami proses penggorengan.


Bahaya pewarna makanan bagi kesehatan

Bahan pewarna dapat membahayakan bagi kesehatan bila pewarna buatan di tambahkan dalam jumlah berlebih pada makanan, atau dalam jumlah kecil namun dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang.Perlu di perhatikan  bahwa pada saat ini banyak pengusaha nakal yang menggunakan zat-zat pewarna textile atau kulit.Selain itu terjadi juga penggunaan bahan pearna buatan dengan dosis tidak tepat. Hal-hal tersebutlah yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Pemakaian zat pewarna juga melanggar hukum yaitu (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 7 dan 8,UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan pasal 6,8,10,11,16,20,21 dan 26,UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 21, serta Permenkes RI no 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan dan Keputusan Direktur jenderalPengawasan Obat dan Makanan Nomor 02592/B/SK/VIII/1991 tentang penggunaan Bahan Tambahan Makanan.
Yakni zat rhodamin B, zat saffron danzat amaranth.
Akibat pemakaian zat tersebut,untuk zat rhodamin B dapat menyebabkan gangguan fungsi hati atau kanker hati dan akan terasa setelah puluhan tahun, sehingga sulit di lacak penyakit korban akibat mengkonsumsi makanan yang tercemari zat rhodamin B.Zat tartazine dapat menyebabkan tumor di ginjal dan adrenal pada hean yang di teliti sebagai bahan percobaan sehingga untuk konsumsi manusia harus lebih di cermati.Zat quinoline yellow dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif bagi anak yang sensitive.Perilaku hiperaktif pada anak-anak ternyata terkait dengan pewarna makanan dan pengawet sodium benzoate.Dampak zat-zat tersebut sangat luas ,padahal peringatan engenai zat tambahan pada makanan serta akibatnya terhadap kesehatan anak-anak sudah di sampaikan sejak tiga puluh tahun lalu,namun bukti konkrit mengenai peringatan itu selalu di nyatakan masih kurang atau tidak imiah.
Sedangkan Zat carmine dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif dan dapat menimbulkan reaksi alergik yang hebat karena berasal dari jenis insecta dan bias menimbulkan infeksi.Zat erythrosine dapat menyebabkan efek sampan tumor thyroid dan sangat berbahaya bagi kesehatan.Zat amaranth dapat menyebabkan kematian yang cepat.
Bahan pewana, pengawet dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan yang sering di salahgunakan pemakaiannya.Contoh penggunaan bahan aditif non pangan adalah penggunaan pewarna textile untuk pangan sebagai bahan pewarna makanan atau penggunaan formalin dan boraks sebagai pengawet bahan hewani ( ayam, ikan ) dan produk olahannya juga pengawet untuk tahu dan mie.Pernah kah anda menjumpai makanan atau minuman yang warnanya sangat terang (merah menyala atau kuning terang )?Makanan seperti ini kemungkinan mengadung bahan tambahan yang berbahaya bagi ksehatan kita.Makanan yang berwarna warnimerupakan daya tarik yang utama bagi anak-anak. Mereka terkadang tidak memperdulikan bagaimana rasa makanan atau minuman yang ingin mereka beli. Kadang kala aroma wangi,rasa yang lezat, dan textur yang lembut bias jadi di abaikan jika warna dari makanan itu tidak menarik atau tidak sesuai dengan apa yang di harapkan dari makanan itu.
Masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap zat pewarna serta berharap kepada pemerintah agar mengambil sikap yang tegas kepada pelaku usaha atauorang yang melanggar dengan dip roses secara hokum.Instansi terkait harus melakukan pengawasan dan control terhadap produk pangan secara periodic,memberikan pelatihan kepada usaha kecil menengah (UKM) atau perorangan yang memproduksi pangan secara berkala.


Awas….Bahan Tambahan Plastik Untuk  Pengawet

Penggunaan bahan tambahan pangan dari bahan yang berbahaya tetap harus di waspadai dalam industri makanan dan rumah tangga.
Baru-baru ini bahan tambahan plastic di gunakan untuk mengawetkan jajanan jenis gorengan.Mengawetkan makanan agar tetap gurih ini merupakan temuan ter baru setelah industri pengolahan makanan di goncangkan pengawet berbahaya jenis borax dan formalin.Penggunaan bahan tambahan untuk plastic ini di gunakan untuk mengawetkan jajanan hingga bertahan beberapa hari. Bahan pengawet plastic ini dalan penggunaanya di campur dalam minyak goereng yang di gunakan untuk menggoreng jajanan jenis gorengan.Hasilnya, selain tetap gurih, gorengan bias bertahan hingga dua hari.Cara mengecek, biasanya gorengan ini dibakar timbul seperti lilin.Seperti kita membakar plastic.


Pewarna Hijau Daun Cincau

Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, klorofil daun cincau dapat menadi alternative minuman kesehatan,terutama sebagai antioksidan dan mutagenic,dan juga dapat di gunakan sebagai pewarna makanan (seperti daun pandan),penghilang bau badan dan lain-lain.
Berbagai daun yang berwarna hijau ternyata kaya akan klorufil yang berkasiat untuk obat aterosklorosis.Dari hasil penelitian dengan menggunakan kelinci sebagai perobaan sudah menghasilkan bukti klinis, dan penelitian untuk manusia masih berjalan terus,terutama bagi pasien-pasien yang mungkin di duga menderita aterosklorosis.Daun cincau terbukti paling baik dan punya tingkatan tertinggi dalam kadar klorofilnya di banding dengan daun-daun yang lain, dan bias di buat dalam bentuk bubuk klorofil.
Mengapa harus mengkonsumsi sumber minuman kesehatan yang mengandung klorofil dari luar negri,kalau bisa memproduksi sendiri dari bahan alami dari dalam negri, tentunya harganya lebih murah di bandingkan minuman kesehatan dari luar negri.
Untuk itu kalau boleh menganjurkan terkait dengan minuman kesehatan akan lebih baik, karena akan membantu kesehatan masyarakat yang mungkin tidak usah menbeli , karena bisa mengambil dari pekarangan nya sendiri.


Cara Menghindari Penggunaan Zat Warna Buatan Produk Makanan

1        Baca jenis dan jumlah pewarna yang di gunakan dalam produk tersebut
2        Perhatikan label pada setiap kemasan produk.Pastikan tercantum izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis :”POM dan Nomor izin pendaftaran”.Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis : “P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
3        Untuk produk makanan yang tidak di kemas kusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti pewarna textile.

No comments: