Thursday, 30 October 2014

DDT (DICHLORO DIPHENYL TRICHLOROETHANE)


DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane) adalah salah satu yang dikenal pestisida sintetis. Ini merupakan bahan kimia yang panjang, unik, dan sejarah kontroversial.
Synthesized pertama di 1874, DDT’s insecticidal properti tidak ditemukan sampai 1939. Dalam paruh kedua Perang Dunia II, telah digunakan dengan dampak yang luar biasa di antara kedua-dua penduduk sipil dan militer untuk mengendalikan penyebaran nyamuk malaria dan kutu transmisi tipus, mengakibatkan penurunan dramatis dalam insiden kedua penyakit. Swiss chemist Paul Hermann Müller dari Geigy Pharmaceutical dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Physiology Pengobatan atau di 1948 “untuk penemuan tingginya efisiensi DDT sebagai racun kontak terhadap beberapa arthropods Setelah perang, DDT telah tersedia untuk digunakan sebagai insektisida pertanian, dan segera produksinya dan menggunakan skyrocketed.
Pada tahun 1962, Silent Spring oleh American biologi Rachel Carson telah diterbitkan. Buku di katalog lingkungan dampak dari sembarangan penyemprotan DDT di Amerika Serikat dan pertanggungjawaban logika melepaskannya dari banyak bahan kimia ke dalam lingkungan tanpa sepenuhnya pemahaman mereka terhadap ekologi atau kesehatan manusia. Buku yang disarankan DDT dan pestisida dapat menyebabkan kanker dan pertanian yang mereka gunakan merupakan ancaman bagi satwa liar, terutama burung. Publikasi-nya adalah salah satu tanda tangan dalam peristiwa kelahiran gerakan lingkungan hidup. Diam Spring menghasilkan besar masyarakat yang gaduh akhirnya menyebabkan paling pantas atas DDT yang dilarang di AS pada 1972. [4] DDT kemudian dilarang digunakan untuk pertanian di seluruh dunia di bawah Konvensi Stockholm, namun terbatas dalam menggunakan penyakit vector kontrol terus
Seiring dengan petikan dari Endangered Species Act, Amerika Serikat pada ban DDT adalah dikutip oleh para ilmuwan sebagai faktor utama dalam cerdas dari bald eagle berdampingan di Amerika Serikat.
DDT adalah insektisida organochlorine, mirip dalam struktur ke dicofol dan pestisida methoxychlor. Ini adalah sangat hydrophobic, warna, kristal kuat dengan yang lemah, bau kimia. Yg tdk dpt ia hampir dalam air tetapi kelarutan yang baik di sebagian besar larutan organik, Fats, dan minyak. DDT tidak terjadi secara alami, namun yang dihasilkan oleh reaksi dari khloral (CCl3CHO) dengan chlorobenzene (C6H5Cl) di hadapan sulfuric acid, yang bertindak sebagai katalisator. DDT nama dagang yang telah dipasarkan di bawah termasuk Anofex, Cezarex, Chlorophenothane, Clofenotane, Dicophane, Dinocide, Gesarol, Guesapon, Guesarol, Gyron, Ixodex, Neocid, Neocidol, dan Zerdane.


Isomer dan Terkait
DDT komersial sebenarnya campuran dari beberapa erat kaitannya compounds. Komponen utama (77%) adalah p, p isomer yang digambarkan di atas artikel ini. , O, p ‘isomer (digambarkan di sebelah kanan) juga hadir dalam jumlah yang signifikan (15%). Dichlorodiphenyldichloroethylene (DDE) dan dichlorodiphenyldichloroethane (es) membentuk keseimbangan. DDD DDE dan juga yang besar dan metabolites kemogokan produk DDT di lingkungan. [3] Istilah “total DDT” sering digunakan untuk merujuk kepada jumlah semua terkait DDT compounds (p, p-DDT, o, p – DDT, DDE,dan pakaian dalam sampel.
Mekanisme aksi
DDT adalah racun cukupan, dengan tikus LD50 dari 113 mg / kg. [12] Hal ini berpengaruh insecticidal properti, dimana kills membuka saluran ion sodium di neurons, sehingga mereka ke api yang mengarah ke spasms spontan dan akhirnya mati. Serangga tertentu dengan mutations di saluran sodium gene yang tahan terhadap DDT dan insektisida sejenis lainnya. DDT tahan juga conferred oleh up-peraturan mengekspresikan gen cytochrome P450 dalam beberapa jenis serangga.
DDT (Dichloro Diphenyl Trichlorethane) adalah insektisida “tempo dulu” yang pernah disanjung “setinggi langit” karena jasa-jasanya dalam penanggulangan berbagai penyakit yang ditularkan vektor serangga. Tetapi kini penggunaan DDT di banyak negara di dunia terutama di Amerika Utara, Eropah Barat dan juga di Indonesia telah dilarang. Namun karena persistensi DDT dalam lingkungan sangat lama, permasalahan DDT masih akan ber­lang­sung pada abad 21 sekarang ini. Adanya sisa (residu) insektisida ini di tanah dan perairan dari penggunaan masa lalu dan adanya bahan DDT sisa yang belum digunakan dan masih tersimpan di gudang tempat penyimpanan di selurun dunia (termasuk di Indonesia) kini meng­hantui mahluk hidup di bumi. Bahan racun DDT sangat persisten (tahan lama, berpuluh-puluh tahun, bahkan mungkin sampai 100 tahun atau lebih?), bertahan dalam lingkungan hidup sambil meracuni ekosistem tanpa dapat didegradasi secara fisik maupun biologis, sehingga kini dan di masa mendatang kita masih terus mewaspadai akibat-akibat buruk yang diduga dapat ditimbulkan oleh keracunan DDT.

Sifat kimiawi dan fisik DDT

Senyawa yang terdiri atas bentuk-bentuk isomer dari 1,1,1-trichloro-2,2-bis-(p-chlorophenyl) ethane yang secara awam disebut juga Dichoro Diphenyl Trichlorethane (DDT) diproduksi dengan menyam­purkan chloralhydrate dengan chlorobenzene.



Dichoro Diphenyl Trichlorethane
DDT-teknis terdiri atas campuran tiga bentuk isomer DDT (65-80% p,p’-DDT, 15-21% o,p’-DDT, dan 0-4% o,o’-DDT, dan dalam jumlah yang kecil sebagai kontaminan juga terkandung DDE [1,1-dichloro-2,2- bis(p-chlorophenyl) ethylene] dan DDD [1,1-dichloro-2,2-bis(p-chlorophenyl) ethane]. DDT-teknis ini berupa tepung kristal putih tak berasa dan tak berbau. Daya larutnya sangat tinggi dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik, tak larut dalam air, tahan terhadap asam keras dan tahan oksidasi terhasap asam permanganat.
DDT  pertama kali disintesis oleh Zeidler pada tahun 1873 tapi sifat insekti­sidalnya baru ditemukan oleh Dr Paul Mueller pada tahun 1939. Penggunaan DDT menjadi sangat populer selama Perang Dunia II, terutama untuk penanggulangan penyakit malaria, tifus dan berbagai penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk, lalat dan kutu. Di India, pada tahun 1960 kematian oleh malaria mencapai 500.000 orang turun menjadi 1000 orang pada tahun 1970. WHO memperkirakan bahwa DDT selama Perang Dunia II telah menyelamatkan sekitar 25 juta jiwa terutama dari ancaman malaria dan tifus, sehingga Paul Mueller dianugerahi hadiah Nobel dalam ilmu kedokteran dan fisiologi pada tahun 1948.
DDT adalah insektisida paling ampuh yang pernah ditemukan dan digunakan manusia dalam membunuh serangga tetapi juga paling berbahaya bagi umat manusia manusia sehingga dijuluki “The Most Famous and Infamous Insecticide”.
Bahaya toksisitas DDT terhadap ekosistem
Pada tahun 1962 Rachel Carson dalam bukunya yang terkenal, Silenty Spring menjuluki DDT sebagai obat yang membawa kematian bagi kehidupan di bumi. Demikian berbahayanya DDT bagi kehidupan di bumi sehingga atas rekomendasi EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat pada tahun 1972 DDT dilarang digunakan terhitung 1 Januari 1973. Pengaruh buruk DDT terhadap lingkungan  sudah mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an, dengan menurunnya populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat. Dari pengamatan ternyata elang terkontaminasi DDT dari makanannya (terutama ikan sebagai mangsanya) yang tercemar DDT.  DDT menyebabkan cang­kang telur elang menjadi sangat rapuh sehingga rusak jika dieram. Dari segi bahayanya, oleh EPA DDT digolongkan dalam bahan racun PBT (persistent, bioaccumulative, and toxic) material.
Dua sifat buruk yang menyebabkan DDT sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup adalah:
Sifat apolar DDT: ia tak larut dalam air tapi sangat larut dalam lemak. Makin larut suatu insektisida dalam lemak (semakin lipofilik) semakin tinggi sifat apolarnya. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab DDT sangat mudah menembus kulit
Sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Ia sukar terurai sehingga cenderung bertahan dalam lingkungan hidup, masuk rantai makanan (foodchain) melalui bahan lemak jaringan mahluk hidup. Itu sebabnya DDT bersifat bioakumulatif dan biomagnifikatif.
Karena sifatnya yang stabil dan persisten, DDT bertahan sangat lama di dalam tanah; bahkan DDT dapat terikat dengan bahan organik dalam partikel tanah.
Dalam ilmu lingkungan DDT termasuk dalam urutan ke 3 dari polutan organik yang persisten (Persistent Organic Pollutants, POP), yang memiliki sifat-sifat berikut:
tak terdegradasi melalui fotolisis, biologis maupun secara kimia,
-berhalogen (biasanya klor),
-daya larut dalam air sangat rendah,
-sangat larut dalam lemak,
-semivolatile,
-di udara dapat dipindahkan oleh angin melalui jarak jauh,
-bioakumulatif,
-biomagnifikatif (toksisitas meningkat sepanjang rantai makanan)
Di Amerika Serikat, DDT masih terdapat dalam tanah, air dan udara:  kandungan DDT dalam tanah berkisar sekitar 0.18 sampai 5.86 parts per million (ppm), sedangkan sampel udara menunjukkan kandungan DDT  0.00001 sampai 1.56 microgram per meter kubik udara (ug/m3), dan di perairan (danau) kandungan DDT dan DDE pada taraf 0.001 microgram per liter (ug/L).  Gejala keracunan akut pada manusia adalah paraestesia, tremor, sakit kepala, keletihan dan muntah. Efek keracunan kronis DDT adalah kerusakan sel-sel hati, ginjal, sistem saraf, system imunitas dan sistem reproduksi. Efek keracunan kronis pada unggas sangat jelas antara lain terjadinya penipisan cangkang telur dan demaskulinisasi
Sejak tidak digunakan lagi (1973) kandungan DDT dalam tanaman semakin menurun. Pada tahun 1981 rata-rata DDT dalam bahan makanan yang termakan  oleh manusia adalah 32-6 mg/kg/hari, terbanyak dari umbi-umbian dan dedaunan. DDT ditemukan juga dalam daging, ikan dan unggas.
Walaupun di negara-negara maju (khususnya di Amerika Utara dan Eropah Barat) penggunaan DDT telah dilarang, di negara-negara berkembang terutama India, RRC dan negara-negara Afrika dan Amerika Selatan, DDT masih digunakan. Banyak negara telah mela­rang penggunaan DDT kecuali dalam keadaan darurat terutama jika muncul wabah penyakit seperti malaria, demam berdarah dsb. Departeman Pertanian RI telah melarang penggunaan DDT di bidang pertanian sedangkan larangan penggunaan DDT di bidang kesehatan dilakukan pada tahun 1995.  Komisi Pestisida RI juga sudah tidak memberi perijinan bagi pengunaan pestisida golongan hidrokarbon-berklor (chlorinated hydrocarbons) atau organoklorin (golongan insektisida di mana DDT termasuk).
Permasalahan sekarang
Walaupun secara undang-undang telah dilarang, disinyalir DDT masih juga secara gelap digunakan karena keefektifannya dalam membunuh hama serangga. Demikian pula, banyaknya DDT yang masih tersimpan yang perlu dibinasakan tanpa membahayakan ekosistem manusia maupun kehidupan pada umumnya merupakan permasalahan bagi kita. Sebenarnya, bukan saja DDT yang memiliki daya racun serta persistensi yang demikian lamanya dapat bertahan di lingkungan hidup. Racun-racun POP lainnya yang juga perlu diwaspadai karena mungkin saja terdapat di tanah, udara maupun perairan di sekitar kita adalah aldrin, chlordane, dieldrin, endrin, heptachlor, mirex, toxaphene, hexachlorobenzene, PCB (polychlorinated biphenyls), dioxins dan furans.
Untuk mengeliminasi bahan racun biasanya berbagai cara dapat digunakan seperti secara termal, biologis atau kimia/fisik. Untuk Indonesia dipertimbangkan untuk mengadopsi cara stabilisasi/fiksasi karena dengan cara termal seperti insinerasi memerlukan biaya sangat tinggi. Prinsip stabilisasi/fiksasi adalah membuat racun tidak aktif/imobilisasi dengan enkapsulasi mikro dan makro sehingga DDT menjadi berkurang daya larutnya. Namun  permasalahan tetap masih ada karena DDT yang telah di-imobilisasi ini masih harus “dibuang” sebagai landfill di tempat yang “aman”. Namun dengan cara ini potensi racun DDT masih tetap bertahan untuk waktu yang lama pada abad 21 ini.

BAHAYA DDT PADA MAKHLUK HIDUP

Pada bulan Juli 1998, perwakilan dari 120 negara bertemu untuk membahas suatu pakta Persatuan Bangsa Bangsa untuk melarang penggunaan DDT sebagai insektisida dan 11 bahan kimia lainnya secara global pada tahun 2000. Amerika Serikat dan negara-negara industri lain menyetujui pelarangan ini karena bahan-bahan kimia ini adalah senyawa kimia yang persisten dimana senyawa-senyawa ini dapat terakumulasi dan merusak ekosistem alami dan memasuki rantai makanan manusia. Namun banyak negara tidak setuju dengan pelarangan DDT secara global karena DDT digunakan untuk mengkontrol nyamuk penyebab malaria. Malaria timbul di 90 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan merupakan penyebab kematian dalam jumlah besar terutama daerah ekuatorial Afrika.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 2.5 juta orang tewas setiap tahun akibat malaria dan ini kian terjadi di berbagai belahan dunia. Namun karena DDT begitu efektif dalam mengontrol nyamuk penyebab malaria, banyak ahli berpikir bahwa insektisida menyelamatkan lebih banyak jiwa dibandingkan bahan kimia lainnya.
DDT diproduksi secara massal pada tahun 1939, setelah seorang kimiawan bernama Paul Herman Moller menemukan dengan dosis kecil dari DDT maka hampir semua jenis serangga dapat dibunuh dengan cara mengganggu sistem saraf mereka. Pada waktu itu, DDT dianggap sebagai alternatif murah dan aman sebagai jenis insektisida bila dibandingkan dengan senyawa insektisida lainnya yang berbasis arsenik dan raksa. Sayangnya, tidak seorangpun yang menyadari kerusakan lingkungan yang meluas akibat pemakaian DDT.
Sebagai suatu senyawa kimia yang persisten, DDT tidak mudah terdegradasi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Ketika DDT memasuki rantai makanan, ini memiliki waktu paruh hingga delapan tahun, yang berarti setengah dari dosis DDT yang terkonsumsi baru akan terdegradasi setelah delapan tahun. Ketika tercerna oleh hewan, DDT akan terakumulasi dalam jaringan lemak dan dalam hati. Karena konsentrasi DDT meningkat saat ia bergerak ke atas dalam rantai makanan, hewan predator lah yang mengalami ancaman paling berbahaya. Populasi dari bald eagle dan elang peregrine menurun drastis karena DDT menyebabkan mereka menghasilkan telur dengan cangkang yang tipis dimana telur ini tidak akan bertahan pada masa inkubasi. Singa laut di lepas pantai California akan mengalami keguguran janin setelah memakan ikan yang terkontaminasi.
Seperti yang terlihat pada diagram, DDT (diklorodifeniltrikloroetana) adalah senyawa hidrokarbon terklorinasi. Tiap heksagon dari struktur ini terdapat gugus fenil (C6H5-) yang memiliki atom klor yang mengganti satu atom hidrogen. Namun, perubahan kecil pada struktur molekularnya dapat membuat hidrokarbon terklorinasi ini aktif secara kimia.
Dengan memanipulasi molekul DDT dalam cara ini, kimiawan berharap untuk mengembangkan suatu insektisida yang efektif namun ramah lingkungan, dimana senyawa in akan mudah terdegradasi. Namun disaat bersamaan, para peneliti sedang menyelidiki cara lain untuk mengkontrol populasi nyamuk. Salah satu caranya adalah penggunaan senyawa menyerupai hormon yang menyebabkan nyamuk mati kelaparan, hingga dapat mengurangi populasinya hingga dapat mengurangi penyebaran malaria.
Para peneliti lingkungan dan pakar wabah penyakit mulai mengamati serius dampak unsur pengganggu itu sejak tiga dekade lalu. Mula-mula diketahui, racun pembunuh serangga yang amat ampuh dan digunakan secara luas membasmi nyamuk malaria, yakni DDT (dichlorodiphenytrichloroethane) memiliki dampak sampingan amat merugikan. DDT memiliki sifat larut dalam lemak. Karena itu, residunya terus terbawa dalam rantai makanan, dan menumpuk dalam jaringan lemak. Dari situ, sisa DDT mengalir melalui air susu ibu kepada anaknya, baik pada manusia maupun pada binatang. Binatang pemangsa mendapat timbunan sisa DDT dari binatang makanannya. Rantainya seolah tidak bisa diputus.
Pengamatan terhadap burung pemangsa menunjukkan, DDT menyebabkan banyak burung yang memproduksi telur dengan kulit amat tipis, sehingga mudah pecah. Selain itu, terlepas dari tebal tipisnya kulit telur, semakin banyak anak burung pemangsa yang lahir cacat. Penyebaran residu DDT bahkan diamati sampai ke kawasan kutub utara dan selatan. Anjing laut di kutub utara, banyak yang melahirkan anak yang cacat, atau mati pada saat dilahirkan. Penyebabnya pencemaran racun serangga jenis DDT.
Diduga, residu DDT pada manusia juga berfungsi serupa, yakni menurunkan kemampuan reproduksi. Atau menyebabkan cacat pada janin.

DDT (DICHLORO DIPHENYL TRICHLOROETHANE)


DDT (Dichloro-Diphenyl-Trichloroethane) adalah salah satu yang dikenal pestisida sintetis. Ini merupakan bahan kimia yang panjang, unik, dan sejarah kontroversial.
Synthesized pertama di 1874, DDT’s insecticidal properti tidak ditemukan sampai 1939. Dalam paruh kedua Perang Dunia II, telah digunakan dengan dampak yang luar biasa di antara kedua-dua penduduk sipil dan militer untuk mengendalikan penyebaran nyamuk malaria dan kutu transmisi tipus, mengakibatkan penurunan dramatis dalam insiden kedua penyakit. Swiss chemist Paul Hermann Müller dari Geigy Pharmaceutical dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Physiology Pengobatan atau di 1948 “untuk penemuan tingginya efisiensi DDT sebagai racun kontak terhadap beberapa arthropods Setelah perang, DDT telah tersedia untuk digunakan sebagai insektisida pertanian, dan segera produksinya dan menggunakan skyrocketed.
Pada tahun 1962, Silent Spring oleh American biologi Rachel Carson telah diterbitkan. Buku di katalog lingkungan dampak dari sembarangan penyemprotan DDT di Amerika Serikat dan pertanggungjawaban logika melepaskannya dari banyak bahan kimia ke dalam lingkungan tanpa sepenuhnya pemahaman mereka terhadap ekologi atau kesehatan manusia. Buku yang disarankan DDT dan pestisida dapat menyebabkan kanker dan pertanian yang mereka gunakan merupakan ancaman bagi satwa liar, terutama burung. Publikasi-nya adalah salah satu tanda tangan dalam peristiwa kelahiran gerakan lingkungan hidup. Diam Spring menghasilkan besar masyarakat yang gaduh akhirnya menyebabkan paling pantas atas DDT yang dilarang di AS pada 1972. [4] DDT kemudian dilarang digunakan untuk pertanian di seluruh dunia di bawah Konvensi Stockholm, namun terbatas dalam menggunakan penyakit vector kontrol terus
Seiring dengan petikan dari Endangered Species Act, Amerika Serikat pada ban DDT adalah dikutip oleh para ilmuwan sebagai faktor utama dalam cerdas dari bald eagle berdampingan di Amerika Serikat.
DDT adalah insektisida organochlorine, mirip dalam struktur ke dicofol dan pestisida methoxychlor. Ini adalah sangat hydrophobic, warna, kristal kuat dengan yang lemah, bau kimia. Yg tdk dpt ia hampir dalam air tetapi kelarutan yang baik di sebagian besar larutan organik, Fats, dan minyak. DDT tidak terjadi secara alami, namun yang dihasilkan oleh reaksi dari khloral (CCl3CHO) dengan chlorobenzene (C6H5Cl) di hadapan sulfuric acid, yang bertindak sebagai katalisator. DDT nama dagang yang telah dipasarkan di bawah termasuk Anofex, Cezarex, Chlorophenothane, Clofenotane, Dicophane, Dinocide, Gesarol, Guesapon, Guesarol, Gyron, Ixodex, Neocid, Neocidol, dan Zerdane.

ZAT ADITIF DAN ADIKTIF


  1. ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
Zat Aditif adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada bahan makanan yang diolah.
Zat aditif harus dapat :
  • Memperbaiki kualitas atau gizi makanan
  • Membuat makanan tampak lebih menarik
  • Meningkatkan cita rasa makanan
  • Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk
  •  
Berdasarkan fungsinya zat aditif dibedakan menjadi :
  1. Zat pewarna
Macam-macam zat pewarna alami  :
Nama zat pewarna
Warna
  1. Alkanat
Merah
  1. karmin
Merah
  1. Annato
Kuning
  1. Karoten
Kuning
  1. Kurkumin
Kuning
  1. Safron
Kuning
  1. Klorofil
Hijau
  1. Ultramin
Biru
  1. Karamel
Cokelat
  1. Karbon hitam
Hitam
  1. Besi Oksida
Hitam
  1. Titanium Oksida
Putih
Macam-macam zat pewarna sintetik yang aman digunakan sebagai zat pewarna makanan :
Nama zat pewarna
Warna
  1. Carmoisin
Merah
  1. Amarath
Merah
  1. Erythrosine
Merah
  1. Sunset yellow FCF
Orange
  1. Tartrazin
Kuning
  1. Quineline yellow
Kuning
  1. Fast green FCF
Hijau
  1. Briliant blue FCF
Biru
  1. Indigocarmine
Biru
  1. Violet GB
ungu
  1. Zat Pemanis
Zat Pemanis alami : kelapa, tebu, aren, madu, buah-buahan yang manis, selain sebagai pemanis zat-zat tersebut juga berfungsi sebagai sumber energi.
Zat Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi, oleh karena itu penderita kencing manis ( Diabetes melitus ) biasanya mengkonsumsi pemanis alami sebagai pemanis buatan. Pemnis buatan memiliki tingkat kemanisab lebih tinggi dibanding pemanis alami, garam siklamat 30 kali lebih tinggi dibanding sukrosa, sakarin 800 kali lebih tinggi dibanding sukrosa 100%
Contoh : sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dulsin.
  1. Zat Pengawet
Pengawet alami : gula, garam dapur
Pengawet buatan : cuka, natrium propinat ( awetkan roti dan kue kering), natrium benzoat, asam sitrat, asam tartrat dan natrium nitrat / sendawa(NaNO3) untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah.
Selain pengawet tersebut ada juga pengawet yang aman dikonsumsi, tetapi tidak boleh dipergunakan untuk makanan : formalin (pengawet manyat, hewan awetan) sering digunakan untuk mengawetkan bakso dan ikan asin, borak bersifat desinfektans sering digunakan untuk pengenyal bakso.
  1. Penyedap cita rasa
Penyedap alami : cengkeh, pala, mrica, cabai, laos, kunyit, bawang dll
Penyedap buatan : oktil asetat ( seperti aroma jeruk ), etil butirat (seperti aroma nanas), amil asetat ( seperti aroma pisang), amil varelat ( seperti buah apel ) dan zat penyedap yang dapat dipergunakan secara meluas : MSG ( monosodium glutamat)
  1. ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
Zat adiktif adalah zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologi yang panjang.
Narkotika : zat atau obat yang berasal dari tanaman
  1. Ganja : terbuat dari tanaman mariyuana ( Cannabis sativa )
Tanda-tanda penyalah gunaan : gembira dan tertawa tanpa sebab, santai, lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, susah tidur, mata merah, tidak tahan terhadap cahaya.
  1. Opium ( dikenal dengan sebutan : candu, morfin, heroin, putau ) dari getah buah Papaver sommiverum.
Tujuan pemakaian untuk mengurangi rasa sakit/ nyeri, penggunaan yang menyalahi aturan : rasa sering ngantuk, perasaan gembira berlebihan, bicara sendiri, cenderung melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat, ukuran pupil mengecil, sulit berfikir.
  1. Kokain dari tanaman koka ( Erythroxylum coca ), sebagai anaestetik ( pembius ) memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Penyalah gunaan : suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh, gelisah, denyut jantung bertambah, mual, muntah
  2. Sedativa ( Penenang )
  3.  nikotin dari tanaman tembakau, penyalahgunaan : meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, bersifat karsinogenik(penyebab kanker), jantung koroner, gangguan kehamilan .
  4. alkohol melalui proses fermentasi sejumlah bahan. penyalahgunaan : gembira, pengendalian diri turun, muka kemerahan, tingkah laku kacau, banyak bicara sendiri
PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat.
Golongan psikotropika yang banyak digunakan :
1. LSD ( Lysergic Acid Diethylamide )
menimbulkan halusinogen ( persepsi semu ) zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa.
2. Amfetamin
Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari amfetamin, zat ini menimbulkan gejala : siaga, percaya diri , euphoria ( perasaan gembira berlebihan ), tidak mudah lelah dll.
Berdasarkan efek perilaku dan fisiologinya dibedakan menjadi :
1. stimulan : merangsang sistem saraf : amfetamin ( ectacy, sabhu), kokain, kefein, nikotin. Obat jenis ini memberikan pengaruh pada percepatan denyut jantung, peningkatan gula darah, pengguna obat ini merasa energi menjadi berlebihan, sehingga mampu beraktifitas semalam suntuk.
2. Depresan : obat-obatan yang dapat memperlambat kerja sistem saraf ( penenang ) : heroin, morfin, barbiturate (pil tidur), alkohol, metadon. Obat jenis ini memberikan pengaruh pada penurunan tingkat kesadaran, merasa ngantuk, mengurangi stress dan kecemasan.
3. Halusinogen : obat-obatan yang dapat menimbulkan halusinasi ( khayalan ) : LSD, ganja, marijuana. obat ini memberikan efek ketidaknormalan jiwa dan kesalah pahaman terhadap lingkungan yang diciptakannya.

ZAT ADITIF DAN ADIKTIF


  1. ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
Zat Aditif adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada bahan makanan yang diolah.
Zat aditif harus dapat :
  • Memperbaiki kualitas atau gizi makanan
  • Membuat makanan tampak lebih menarik
  • Meningkatkan cita rasa makanan
  • Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk

ZAT PEWARNA MAKANAN


Bahan pewarna akanan terbagi dalam dua kelompok besar yaitu : pewarna alami dan pewarna buatan.
Pewarna alami di peroleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen.beberapa pigmen alami yang banyak di sekitar kita antara lain :klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau),karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-merah).Umumnya pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas,cahay dan pH tertentu.Walau begitu,pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Pewarna buatan untuk makanan di peroleh melalui proses sintesin kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia,atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi.beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
Warna kuning : tartazin, sunset yellow
Warna merah  : allura, eritrosin,amaranth
Warna biru     : biru berlian
Kelebihan pewarna buatan di banding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang di gunakan lebih sedikit.Warna yang di hasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan,sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat di olah dan di simpan.Misalnya kerupuk yang mengalami proses penggorengan.


Bahaya pewarna makanan bagi kesehatan

Bahan pewarna dapat membahayakan bagi kesehatan bila pewarna buatan di tambahkan dalam jumlah berlebih pada makanan, atau dalam jumlah kecil namun dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka panjang.Perlu di perhatikan  bahwa pada saat ini banyak pengusaha nakal yang menggunakan zat-zat pewarna textile atau kulit.Selain itu terjadi juga penggunaan bahan pearna buatan dengan dosis tidak tepat. Hal-hal tersebutlah yang dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Pemakaian zat pewarna juga melanggar hukum yaitu (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 7 dan 8,UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan pasal 6,8,10,11,16,20,21 dan 26,UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 21, serta Permenkes RI no 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan dan Keputusan Direktur jenderalPengawasan Obat dan Makanan Nomor 02592/B/SK/VIII/1991 tentang penggunaan Bahan Tambahan Makanan.
Yakni zat rhodamin B, zat saffron danzat amaranth.
Akibat pemakaian zat tersebut,untuk zat rhodamin B dapat menyebabkan gangguan fungsi hati atau kanker hati dan akan terasa setelah puluhan tahun, sehingga sulit di lacak penyakit korban akibat mengkonsumsi makanan yang tercemari zat rhodamin B.Zat tartazine dapat menyebabkan tumor di ginjal dan adrenal pada hean yang di teliti sebagai bahan percobaan sehingga untuk konsumsi manusia harus lebih di cermati.Zat quinoline yellow dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif bagi anak yang sensitive.Perilaku hiperaktif pada anak-anak ternyata terkait dengan pewarna makanan dan pengawet sodium benzoate.Dampak zat-zat tersebut sangat luas ,padahal peringatan engenai zat tambahan pada makanan serta akibatnya terhadap kesehatan anak-anak sudah di sampaikan sejak tiga puluh tahun lalu,namun bukti konkrit mengenai peringatan itu selalu di nyatakan masih kurang atau tidak imiah.
Sedangkan Zat carmine dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif dan dapat menimbulkan reaksi alergik yang hebat karena berasal dari jenis insecta dan bias menimbulkan infeksi.Zat erythrosine dapat menyebabkan efek sampan tumor thyroid dan sangat berbahaya bagi kesehatan.Zat amaranth dapat menyebabkan kematian yang cepat.
Bahan pewana, pengawet dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan yang sering di salahgunakan pemakaiannya.Contoh penggunaan bahan aditif non pangan adalah penggunaan pewarna textile untuk pangan sebagai bahan pewarna makanan atau penggunaan formalin dan boraks sebagai pengawet bahan hewani ( ayam, ikan ) dan produk olahannya juga pengawet untuk tahu dan mie.Pernah kah anda menjumpai makanan atau minuman yang warnanya sangat terang (merah menyala atau kuning terang )?Makanan seperti ini kemungkinan mengadung bahan tambahan yang berbahaya bagi ksehatan kita.Makanan yang berwarna warnimerupakan daya tarik yang utama bagi anak-anak. Mereka terkadang tidak memperdulikan bagaimana rasa makanan atau minuman yang ingin mereka beli. Kadang kala aroma wangi,rasa yang lezat, dan textur yang lembut bias jadi di abaikan jika warna dari makanan itu tidak menarik atau tidak sesuai dengan apa yang di harapkan dari makanan itu.
Masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap zat pewarna serta berharap kepada pemerintah agar mengambil sikap yang tegas kepada pelaku usaha atauorang yang melanggar dengan dip roses secara hokum.Instansi terkait harus melakukan pengawasan dan control terhadap produk pangan secara periodic,memberikan pelatihan kepada usaha kecil menengah (UKM) atau perorangan yang memproduksi pangan secara berkala.


Awas….Bahan Tambahan Plastik Untuk  Pengawet

Penggunaan bahan tambahan pangan dari bahan yang berbahaya tetap harus di waspadai dalam industri makanan dan rumah tangga.
Baru-baru ini bahan tambahan plastic di gunakan untuk mengawetkan jajanan jenis gorengan.Mengawetkan makanan agar tetap gurih ini merupakan temuan ter baru setelah industri pengolahan makanan di goncangkan pengawet berbahaya jenis borax dan formalin.Penggunaan bahan tambahan untuk plastic ini di gunakan untuk mengawetkan jajanan hingga bertahan beberapa hari. Bahan pengawet plastic ini dalan penggunaanya di campur dalam minyak goereng yang di gunakan untuk menggoreng jajanan jenis gorengan.Hasilnya, selain tetap gurih, gorengan bias bertahan hingga dua hari.Cara mengecek, biasanya gorengan ini dibakar timbul seperti lilin.Seperti kita membakar plastic.


Pewarna Hijau Daun Cincau

Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, klorofil daun cincau dapat menadi alternative minuman kesehatan,terutama sebagai antioksidan dan mutagenic,dan juga dapat di gunakan sebagai pewarna makanan (seperti daun pandan),penghilang bau badan dan lain-lain.
Berbagai daun yang berwarna hijau ternyata kaya akan klorufil yang berkasiat untuk obat aterosklorosis.Dari hasil penelitian dengan menggunakan kelinci sebagai perobaan sudah menghasilkan bukti klinis, dan penelitian untuk manusia masih berjalan terus,terutama bagi pasien-pasien yang mungkin di duga menderita aterosklorosis.Daun cincau terbukti paling baik dan punya tingkatan tertinggi dalam kadar klorofilnya di banding dengan daun-daun yang lain, dan bias di buat dalam bentuk bubuk klorofil.
Mengapa harus mengkonsumsi sumber minuman kesehatan yang mengandung klorofil dari luar negri,kalau bisa memproduksi sendiri dari bahan alami dari dalam negri, tentunya harganya lebih murah di bandingkan minuman kesehatan dari luar negri.
Untuk itu kalau boleh menganjurkan terkait dengan minuman kesehatan akan lebih baik, karena akan membantu kesehatan masyarakat yang mungkin tidak usah menbeli , karena bisa mengambil dari pekarangan nya sendiri.


Cara Menghindari Penggunaan Zat Warna Buatan Produk Makanan

1        Baca jenis dan jumlah pewarna yang di gunakan dalam produk tersebut
2        Perhatikan label pada setiap kemasan produk.Pastikan tercantum izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang tertulis :”POM dan Nomor izin pendaftaran”.Atau jika produk tersebut hasil industri rumah tangga maka harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis : “P-IRT dan nomor izin pendaftaran”.
3        Untuk produk makanan yang tidak di kemas kusus, sebaiknya pilih makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok, karena kemungkinan warna tersebut berasal dari bahan pewarna bukan makanan (non food grade) seperti pewarna textile.

ZAT PEWARNA MAKANAN


Bahan pewarna akanan terbagi dalam dua kelompok besar yaitu : pewarna alami dan pewarna buatan.
Pewarna alami di peroleh dari tanaman ataupun hewan yang berupa pigmen.beberapa pigmen alami yang banyak di sekitar kita antara lain :klorofil (terdapat pada daun-daun berwarna hijau),karotenoid (terdapat pada wortel dan sayuran lain yang berwarna oranye-merah).Umumnya pigmen-pigmen ini bersifat tidak cukup stabil terhadap panas,cahay dan pH tertentu.Walau begitu,pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Pewarna buatan untuk makanan di peroleh melalui proses sintesin kimia buatan yang mengandalkan bahan-bahan kimia,atau dari bahan yang mengandung pewarna alami melalui ekstraksi secara kimiawi.beberapa contoh pewarna buatan yaitu :
Warna kuning : tartazin, sunset yellow
Warna merah  : allura, eritrosin,amaranth
Warna biru     : biru berlian
Kelebihan pewarna buatan di banding pewarna alami adalah dapat menghasilkan warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang di gunakan lebih sedikit.Warna yang di hasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan,sedangkan pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat di olah dan di simpan.Misalnya kerupuk yang mengalami proses penggorengan.

PERTIKEL-PARTIKEL MATERI


Jika gula dilarutkan ke dalam air, maka gula akan tersebar merata dalam bentuk partikel-partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata, namun sifat gula tidak hilang. Butiran terkecil dari gula yang masih memiliki sifat sama dengan gula disebut sebagai molekul gula. Tidak semua materi terdiri atas molekul, ada pula yang terdiri atas atom dan ion. Untuk itu, apa yang dimaksud dengan atom, ion, dan molekul tersebut?
Atom
Image
  1. Setiap materi terbagi menjadi partikel-partikel terkecil yang disebut dengan atom
  1. Unsur bisa disebut sebagai suatu materi yang tersusun atas atom sejenis
  1. Atom-atom dari suatu unsur yang identik tetap berbeda dari atom unsur lain
  1. Senyawa bisa dikatakan sebagai materi yang terdiri atas dua jenis atom atau lebih dengan perbandingan tertentu
  1. Reaksi kimia merupakan proses penataan ulang atau biasa disebut dengan  reorganisasi atom-atom. Suatu atom tak bisa diciptakan maupun dimusnahkan atau diubah menjadi atom unsur lain pada suatu reaksi
Molekul
Image
Ion
Image
  • Natrium klorida (NaCl), yang terdiri atas ion natrium positif  (Na+) dan ion klorida negatif (Cl-)
  • Natrium hidroksida (NaOH), yang terdiri atas ion natrium positif (Na+) dan ion hidroksida negatif (OH-)

Atom merupakan partikel terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat-sifat yang sama dengan unsur tersebut. Jika sebatang besi dibagi dua maka tiap potongan masih memiliki sifat-sifat besi, bila potongan tersebut dibagi dan dibagi lagi, maka pada akhirnya diperoleh partikel terkecil yang masih memiliki sifat-sifat besi. Partikel terkecil itulah yang disebut dengan atom, atom besi. Sampai dengan abad 19, atom diyakini sebagai partikel terkecil yang sudah tidak dapat dibagi lagi (a = tidak, tomos = terbagi). Akan tetapi, sejak penghujung abad 19 diketahui bahwa atom terbagi lagi menjadi partikel subatom, yaitu proton, elektron dan neutron. Akan tetap, jika atom tersebut diuraikan kembali menjadi partikel subatomnya, maka sifat unsurnya akan hilang. Oleh karena itulah atom didefinisikan sebagai partikel terkecil dari unsur yang memiliki sifat unsur tersebut.
Gagasan tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus, seorang ahli filsafat dari Yunani yang hidup pada abad ke-4 sebelum Masehi (400-370 SM).  Democratus beranggapan bahwa pembagian materi tersebut sifatnya diskontinu yang berarti bila suatu materi dibagi dan dibagi lagi maka akhirnya diperoleh partikel terkecil yang tak dapat dibagi lagi. Pendapat lain dikemukakan oleh Aristoteles (384-332 SM) yang mengatakan bahwa pembagian materi bersifar kontinu, artinya pembagian materi dapat berlanjut tanpa batas.
Selama kurang lebih 22 abad gambaran atom tidak mengalami perkembangan. Barulah pada tahun 1803, setelah penemuan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap, John Dalton yang merupakan seorang guru sekolah dari Inggris yang ahli dalam ilmu fisika dan kimia menunjukkan suatu teori yang didasari dengan percobaan, dan secara tegas mengatakan bahwa materi-materi terdiri atas atom-atom.
Postulat-postulat dasar dari teori atom Dalton :
Teori atom Dalton dapat menjelaskan berbagai penemuan pada masa itu, seperti hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
Penjelasan Hukum Kekekalan Massa
Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan atau diubah menjadi atom lain. Artinya, jenis dan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Dengan demikian tidak ada perubahan massa.
Penjelasan Hukum Perbandingan Tetap
Menurut Dalton, senyawa terbentuk dari penggabungan atom-atom dalam perbandingan tertentu. Oleh karena atom-atom suatu unsur adalah identik maka jika perbandingan jumlah atomnya tertentu maka perbandingan massanya pun tertentu pula.
Dua atau lebih atom yang sama atau berbeda dapat bergabung membentuk molekul. Teori atom Dalton menyatakan bahwa senyawa terdiri atas dua jenis atom atau lebih. Bagian terkecil dari suatu senyawa yang bersifat netral disebut molekul. Jadi molekul adalah spesi (butiran) netral yang terdiri atas dua jenis atau lebih atom.
Unsur-unsur yang berbentuk molekul antara lain hidrogen, nitrogen, oksigen, klorin, bromin, iodin, fosfor, dan belerang. Unsur-unsur logam, dan unsur-unsur gas mulia (helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon) terdiri atas atom-atom. Boron, karbon, dan silikon yang sebenarnya membentuk molekul-molekul raksasa (jumlah atom dalam satu molekul tidak terbatas) dianggap terdiri atas atom-atom.
Ion dapat berupa atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik. Tidak semua senyawa terdiri atas molekul, tetap banyak juga yang terdiri atas ion-ion. Ion merupakan atom atau gugus atom yang memiliki muatan listrik. Senyawa yang terdiri ats ion-ion disebut senyawa ion, sedangkan senyawa terdiri atas molekul disebut senyawa molekul. Suatu senyawa ion terdiri atas suatu ion positif (kation) dan suatu ion negatif (anion).
Beberapa contoh dari senyawa ion seperti :

PERTIKEL-PARTIKEL MATERI


Jika gula dilarutkan ke dalam air, maka gula akan tersebar merata dalam bentuk partikel-partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata, namun sifat gula tidak hilang. Butiran terkecil dari gula yang masih memiliki sifat sama dengan gula disebut sebagai molekul gula. Tidak semua materi terdiri atas molekul, ada pula yang terdiri atas atom dan ion. Untuk itu, apa yang dimaksud dengan atom, ion, dan molekul tersebut?

PARTIKEL PENYUSUN ATOM


Partikel Penyusun Atom. Atom adalah unit dasar dan bahan bangunan dari suatu unsur. Atom memulai reaksi dan proses kehidupan yang penting yang terjadi di sekitar kita. Atom adalah unit dasar dari setiap substansi yang menempati ruang dan memiliki massa dan volume yang pasti. Sebuah atom terdiri dari tiga partikel utama sub-atom yaitu proton, elektron dan neutron. Elektron membentuk awan di sekitar inti dan terikat ke inti oleh kekuatan elektromagnetik. Di tengah-tengah atom adalah inti yang mengandung proton dan neutron, secara kolektif disebut nukleon. Nukleon terdiri dari partikel yang disebut quark yang diselenggarakan bersama oleh kekuatan yang kuat yang ditengahi oleh gluon. Sebuah atom tidak memiliki struktur dan batas yang pasti. Di sini, kita akan mencoba untuk mengambil secara singkat melihat setiap partikel dan memahami perannya dalam atom. Perhatikan Model Atom Bohr berikut: 
 
Model Atom Bohr
Model Atom Bohr

Pertikel Penyusun Atom: Elektron

Ditemukan oleh JJThomson pada tahun 1897, sebuah elektron adalah partikel subatomik yang paling ringan yang terikat ke inti dengan gaya tarik-menarik antara elektron negatif dan proton bermuatan positif. Sebagian besar atom adalah ruang kosong di mana elektron mengorbit di sekitar inti dan mencoba untuk mencapai keadaan stabil. Elektron memainkan peran penting dalam banyak fenomena fisik seperti listrik, magnet dan konduktivitas termal.

Pertikel Penyusun Atom: Neutron

Neutron tidak memiliki muatan atau netral dan pada tahun 1932, seorang ahli fisika Inggris James Chadwick menemukan bahwa itu terletak pada inti. Neutron lebih lanjut terdiri dari partikel fundamental yang disebut quark. Hal ini terdiri dari 1 ke atas dan 2 quark ke bawah. Quark membawa nilai pecahan muatan dan karenanya menentukan muatan partikel.
1 quark atas = muatan ⅔ e dan quark bawah = muatan – ⅓ e.
Oleh karena itu muatan neutron = ⅔ + (- ⅓ – ⅓) = 0.
Dengan demikian, neutron tidak memiliki muatan.

Pertikel Penyusun Atom: Proton

Jumlah proton yang hadir dalam inti atom dikenal sebagai nomor atom unsur. Massa atom terkonsentrasi di inti yang terdiri dari proton dan neutron. Massa proton dan neutron hampir sama, namun itu adalah 1.836 kali lebih berat daripada elektron. Muatan positif antara proton menyebabkan mereka saling tolak. Sebuah gaya nuklir kuat memegang proton bersama-sama. Gaya ini diberikan oleh kehadiran quark down 2 dan 1 dalam proton.
Muatan pada proton = 2 (⅔) + (- ⅓) = 1.
Dengan demikian, proton memperoleh muatan positif.

Fakta Atom yang Menakjubkan

Sebuah atom hadir dalam semua tiga kondisi materi yaitu padat, cair dan gas. Karakteristik, sifat dan reaksi yang terjadi di alam semua karena sikecil ini yaitu partikel yang tak terlihat. Berbagi dan bertukar elektron berlangsung untuk membentuk senyawa baru. Beberapa karakteristik yang unik dan fakta menarik dari sebuah atom dibahas di bawah ini.
Sejumlah besar energi dilepaskan ketika atom dipecah, yang dikenal sebagai fisi nuklir, dan karakteristik ini digunakan dalam bom atom dan reaktor nuklir. 13% dari listrik dunia dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir.
Demikian juga, kombinasi atau fusi sekitar dua atom, disebut fusi nuklir, juga menghasilkan sejumlah besar energi. Proses fusi nuklir terjadi pada bintang-bintang, termasuk Matahari, dimana energi yang dilepaskan adalah tiga sampai empat kali lebih besar dari fisi nuklir.
Fakta yang menarik adalah bahwa atom dapat dibuat atau disintesis di laboratorium.
Unsur-unsur dengan nomor atom di atas 92 bersifat radioaktif dan buatan manusia tetapi mereka sangat tidak stabil dan berakhir di antara beberapa milidetik atau beberapa detik, sekalipun beberapa yang lain dapat bertahan lebih lama.
Nomor atom Tertinggi 118 milik unsur Ununoctium. Ini adalah buatan manusia dan bersifat radioaktif. Unsur terberat alami adalah uranium dengan nomor atom 92.
Jika atom muatan positif atau negatif yang terjadi karena memberi dan menerima elektron, maka menjadi ion. Misalnya, ion hidrogen memiliki muatan positif dan tidak ada elektron yang hadir di dalamnya. ion Klorin memiliki muatan negatif akibat adanya elektron ekstra.
Jumlah neutron mungkin atau mungkin tidak akan sama dengan jumlah proton. Jika jumlah neutron lebih itu menimbulkan sebuah isotop dari unsur yang sama dan jumlah neutron menentukan stabilitas dan sifat isotop dari unsur. Sebagai contoh, Hidrogen adalah unsur pertama dan berisi 1 proton, elektron dan tidak ada 1 neutron. Deuterium adalah isotop nya yang berisi 1 neutron dan Tritium yang berisi 2 neutron.
Studi tentang struktur atom menyebabkan banyak penemuan dan penemuan. Ini revolusi ilmu pengetahuan dan menemukan banyak aplikasi menarik di semua cabang, mulai dari bidang kedokteran untuk interaksi manusia ke ruang angkasa dan astronomi. Hari ini, meskipun kita tahu bahwa atom yang dibagi menjadi partikel sub-atom, namun mereka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita.

Kosa Kata

  • atom: partikel yang paling sederhana dan terkecil dari materi yang masih memiliki sifat kimia unsur.
  • nomor atom: Jumlah proton dalam atom.
  • sel: Unit dasar struktur dan fungsi organisme hidup; unit dasar kehidupan.
  • reaksi kimia: Proses yang memecah atau membentuk ikatan antara atom dan molekul senyawa.
  • senyawa: Kombinasi dari dua atau lebih unsur.
  • elektron: partikel bermuatan negatif yang membantu membentuk atom.
  • unsur: Zat yang tidak dapat dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.
  • ion: atom bermuatan; atom yang telah diperoleh atau kehilangan satu atau lebih elektron.
  • materi: Apa pun yang memiliki massa dan menempati ruang.
  • molekul: Kombinasi dari dua atau lebih atom.
  • neutron: partikel bermuatan yang membantu membentuk atom.
  • tabel periodik: Bagan yang mengatur unsur sesuai dengan karakteristik unik mereka.
  • produk: Hasil Akhir reaksi kimia.
  • proton: partikel bermuatan positif yang membantu membentuk atom.
  • reaktan: Molekul yang datang bersama-sama untuk memulai reaksi kimia.

PARTIKEL PENYUSUN ATOM


Partikel Penyusun Atom. Atom adalah unit dasar dan bahan bangunan dari suatu unsur. Atom memulai reaksi dan proses kehidupan yang penting yang terjadi di sekitar kita. Atom adalah unit dasar dari setiap substansi yang menempati ruang dan memiliki massa dan volume yang pasti. Sebuah atom terdiri dari tiga partikel utama sub-atom yaitu proton, elektron dan neutron. Elektron membentuk awan di sekitar inti dan terikat ke inti oleh kekuatan elektromagnetik. Di tengah-tengah atom adalah inti yang mengandung proton dan neutron, secara kolektif disebut nukleon. Nukleon terdiri dari partikel yang disebut quark yang diselenggarakan bersama oleh kekuatan yang kuat yang ditengahi oleh gluon. Sebuah atom tidak memiliki struktur dan batas yang pasti. Di sini, kita akan mencoba untuk mengambil secara singkat melihat setiap partikel dan memahami perannya dalam atom. Perhatikan Model Atom Bohr berikut: 

PERUBAHAN ZAT


Perubahan wujud zat adalah perubahan zat dari wujud satu ke wujud yang lain. Perubahan wujud zat ada dua macam: 1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika yaitu perubahan benda tanpa menghasilkan zat baru. Macam-macam perubahan fisika yaitu :


a. Mencair
Mencair atau melebur  yaitu peristiwa perubahan zat padat menjadi cair, hal ini  karena adanya kenaikan suhu (panas). Contoh peristiwa mencair yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan, dan lain-lain.
mencair
b. Membeku
Membeku yaitu peristiwa perubahan zat cair menjadi padat, karena adanya pendinginan. Contoh peristiwa membeku yaitu air yang dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
es+batu
c. Menguap
Menguap adalah peristiwa perubahan zat cair menjadi gas. Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-lama juga akan habis berubah menjadi gas.
menguap
Proses penguapan dapat dipercepat dengan beberapa cara, yaitu: memanaskan, memperluas permukaan, mengalirkan udara pada permukaan zat cair, dan mengurangi tekanan pada permukaan zat cair.
(1)   Memanaskan
Seperti telah diuraikan di depan, semakin besar kalor yang diterima oleh suatu zat semakin besar pula gerakan molekul-molekulnya. Dengan memanaskan zat berarti kita telah memberikan tambahan kalor pada zat itu. Dengan demikian, molekul-molekul zat cair menjadi cepat bergerak sehingga semakin cepat pula meninggalkan permukaan zat cair.
(2)   Memperluas Permukaan
Memperluas permukaan zat cair untuk mempercepat proses penguapan sering dilakukan orang. Misalnya, saat mendinginkan tes panas yang akan segera diminum. Teh panas yang ditempatkan dalam piring akan lebih cepat menguap daripada  teh panas dalam gelas. Mengapa demikian? Permukaan piring yang lebih luas menyebabkan molekul-molekul zat cair yang berhubungan dengan udara lebih banyak.Akibatnya, molekul-molekul zat cair yang dapat melepaskan diri ke udara juga semakin banyak.
(3)   Mengalirkan udara pada permukaan zat cair
Supaya teh panas yang akan diminum cepat dingin, biasanya kita meniupkan udara  pada permukaannya. Pakaian basah yang dijemur akan cepat kering apabila ada angin bertiup. Udara yang bertiup pada permukaan teh panas menyebabkan molekul-molekul teh panas cepat bergerak meninggalkan permukaannya. Angin yang bertiup pada pakaian basah menyebabkan molekul-molekul air lebih mudah meninggalkan pakaian sehingga pakaian menjadi cepat kering.
(4)   Mengurangi tekanan pada permukaan zat cair
Teh panas yang berada dalam gelas terbuka lebih cepat dingin daripada teh panas yang berada dalam gelas tertutup. Mengapa demikian? Tekanan udara pada gelas tertutup lebih besar daripada tekanan udara pada gelas terbuka. Pada tekanan yang lebih besar molekul-molekul air sukar melepaskan diri dari permukaannya. Pada tekanan yang lebih kecil molekul-molekul air mudah melepaskan diri dari permukaannya. Jadi, apabila tekanan pada permukaan zat semakin kecil zat cair itu semakin mudah menguap.
d. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan benda gas menjadi air. Kondensasi atau pengembunan ini merupakan lawan dari penguapan atau evaporasi yang melepaskan panas. Proses terjadinya pengembunan atau kondensasi ini adalah saat uap air di udara melalui permukaan yang lebih dingin dari titik embun uap air, maka uap air ini akan terkondensasi menjadi titik – titik air atau embun.  Proses kondensasi ini dapat dijumpai di alam sekitar kita. Proses terbentuknya awan merupakan proses kondensasi. Uap air yang naik akibat sinar matahari akan terkondensasi di udara, hal ini dikarenakan udara di atas permukaan bumi lebih rendah dari titik embun uap air. Proses kondensasi inilah yang menyebabkan terjadinya awan. Contoh mengembun adalah ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah.
mengembun
e. Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya. Contoh menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama akan habis.
menyublim
f. Mengkristal atau menghablur
Mengkristal atau menghablur adalah peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa berubahnya uap menjadi salju.
 menghablur
Berdasarkan penjelasan diatas,  jika dibuat siklus perubahan wujud adalah sebagai berikut:
asiklus
2. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah peristiwa perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Contohnya pada peristiwa kertas yang dibakar, besi yang berkarat dan sebagainya.
besi berkarat
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.
Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
 
Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e
 
 
 
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk mereduksi oksigen.
 
 
 
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e à 4 OH(l)
 
 
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.

PERUBAHAN ZAT


Perubahan wujud zat adalah perubahan zat dari wujud satu ke wujud yang lain. Perubahan wujud zat ada dua macam: 1. Perubahan Fisika
Perubahan fisika yaitu perubahan benda tanpa menghasilkan zat baru. Macam-macam perubahan fisika yaitu :

PEMISAHAN DENGAN CORONG PISAH


Corong pisah, alat yang sering kita lihat atau gunakan di laboratorium ini, merupakan peralatan laboratorium yang fungsinya untuk memisahkan dua cairan yang tidak bercampur karena kepolarannya yang berbeda(yang belum paham tentang kepolaran, bisa lihat disini). Corong pisah ini biasa juga di gunakan untuk melakukan pemisahan ekstraksi. Pemisahan dengan corong pisah hanya bisa digunakan untuk pemisahan cair dengan cair.
Apa Hubungan Corong Pisah dengan Ekstraksi? pada artikel pemisahan campuran , telah sedikit di singgung mengenai ekstraksi. Yaitu


Pemisahan campuran dengan metode ekstraksi terjadi atas dasar perbedaan kelarutan zat terlarut di dalam pelarut yang berbeda. Ekstraksi sering dilakukan untuk mengambil sari dari suatu tumbuhan.
Jadi biasanya 2 cairan dalam corong pisah ini, berisi cairan yang ingin di ekstrak dan cairan yang di pakai untuk mengekstrak. Untuk melakukannya dilakukan pengocokkan corong pisah, dan sekali kali buka kerannya untuk mengeluarkan gas yang mungkin terbentuk saat pengocokan.
PERHATIAN: Saat membuka corongnya, perhatikan bahwa posisi cairan jangan berapa pada mulut tabung, serta jangan arahkan gas yang keluar kepada manusia. karena berbahaya
Ada 2 macam corong pisah.
1. Corong Pisah berbentuk silinder
Corong pisah silinder
2. Corong Pisah Berbentuk Buah Pear
corong pisah
Dilihat dari bentuknya, biasa yang model silinder ini digunakan pada titrasi , Nah yang bentuk kedua inilah yang umumnya digunakan dalam proses ekstraksi.
Terdapat mulut corong, keran, dan bagian atas corong. Untuk penggunaannya yang tepat dapat dilhat pada gambar dibawah.
cara ekstraksi

PEMISAHAN DENGAN CORONG PISAH


Corong pisah, alat yang sering kita lihat atau gunakan di laboratorium ini, merupakan peralatan laboratorium yang fungsinya untuk memisahkan dua cairan yang tidak bercampur karena kepolarannya yang berbeda(yang belum paham tentang kepolaran, bisa lihat disini). Corong pisah ini biasa juga di gunakan untuk melakukan pemisahan ekstraksi. Pemisahan dengan corong pisah hanya bisa digunakan untuk pemisahan cair dengan cair.
Apa Hubungan Corong Pisah dengan Ekstraksi? pada artikel pemisahan campuran , telah sedikit di singgung mengenai ekstraksi. Yaitu

PEMISAHAN CAMPURAN SECARA EKSTRAKSI

- Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan kelarutan suatu zat yang tak saling campur. Metoda - metoda ekstraksi terdiri dari maserasi, sokletasi,perkolasi serta refluks. Metoda yang digunakan untuk bunga sependong hingga didapat ekstrak adalah metoda sokletasi. Sokletasi ini menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organic yang terdapat dalam bahan alam dalam suhu panas, dimana sample terpisah dari pelarut, sample hanya dilewati oleh pelarut.Sample yang akan diekstraksi dibagi menjadi 5 bagian dan dibungkus dengan kertas saring. Setiap bungkus sample dilakukan ± 2 jam atau sampai warna pelarut seperti warna aslinya. Pelarut yang digunakan adalah n-heksan. Saat penggantian bungkus sample tidak dilakukannya penggantian pelarut atau penambahan pelarut. Ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi ini dievaporasi agar didapat ekstrak pekat. Proses evaporasi bertujuan untuk menguapkan pelarut dari ekstrak sehingga didapat ekstrak pekat. Dilakukan dalam keadaan vakum agar tidak ada senyawa yang keluar atau masuk dari evaporator dan juga evaporator ini menggunakan pendingin balik. Ektrak pekat yang diperoleh disimpan dalam vial.


Penyairan secara berkesinambungan, dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan akan terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turun kedalam klonsong menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa siphon, proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadi sempurna
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, biasanya dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran (Suyitno, 1989). Shriner et al. (1980) menyatakan bahwa pelarut polar akan melarutkan solut yang polar dan pelarut non polar akan melarutkan solut yang non polar atau disebut dengan “like dissolve like”.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejennis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.
Adapun prinsip sokletasi ini adalah
Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat
2 ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut
yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap
Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2.Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
7. Ekstraksi sinambung dengan menggunakan alat soklet merupakan suatu prosedur ekstraksi kontituen kimia tumbuhan dari jaringan tumbuhan yang telah dikeringkan. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa – senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari
pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak
boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih
efisien, karena:
1. Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.
2. Waktu yang digunakan lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.
4. Pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
Keunggulan sokletasi :
1. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
2. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
3. Proses sokletasi berlangsung cepat.
4. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
5. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik dalam bahan berulang kali.
Kelemahan sokletasi :
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian.
2. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan
pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.